Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Mengenang Agustus

Gambar
Agustus adalah bulan spesial bagi Bangsa Indonesia karena tercatat sebagai sejarah lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah panjang yang melibatkan banyak manusia pejuang mati di medan pertempuran demi sebuah kemerdekaan. Kita bukan melupakan sejarah kemerdekaan tapi kita tidak pernah mengenal Agustusan, kita tidak tau bahwa prajurit Mataram harus dikuburkan oleh senjata VOC, kita tidak paham bahwa Soekarno dibui dan diasingkan berkali-kali, kita tidak mau tau bahwa ratusan ribu bahkan jutaan manusia darahnya mengalir ditanah kelahirannya sendiri. Bahkan banyak pemuda acuh tidak acuh dengan sejarah lahirnya organisasi Boedi Oetomo, seolah kita amnesia terhadap sejarah palapa dan sumpah pemuda, dan kita benar-benar buta sejarah bahwa pemuda memaksa soekarno untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pemuda jaman now lebih suka main PUBG, COC, atau Mobile Legends, atau mereka lebih suka viral dengan berbagai cara yang katanya milenial. Sensasi medsos yang menampil

Malam

Gambar
Dinginnya malam peluklah jiwaku, Aku ingin udara malam mu yang menguasai ku, Memerintahkanku untuk melihat bintang-bintang, Menyuruhku untuk menikmati petang. Gelapnya malam selimuti tubuhku, Aku ingin malam berpesta dengan ku, Menari dengan sepoinya alam, Bernyanyi dengan suara gemuruh yang seram. Aku ingin malam membuka kebutaan, Memusnahkan segala resah kesunyian, Mematahkan keyakinan dipersembunyian. Aku ingin terlelap dengan mu malam, Dari bulan Sya'ban sampai bulan Rajab, Hingga aku hilang dari alam 27 Juli 2019

Pagi ini

Gambar
Lihatlah matahari pagi menabrak kulitku, cahayanya mengusir dingin dan membangunkan jiwaku. Pagi ini aku akan berlari mengejar mimpi, intuisi yang sudah ku tulis dalam buku induk ku, Aku yakin, malaikat yang mendampingiku sangat mengenalmu, karena namamu selalu ku sebut disetiap doaku, Pagi ini aku lukis senyummu dilangit, Biar abadi kuambil warna dari pelangi. Lihatlah nanti dimusim hujan, dilangit, senyummu akan terpampang. Aku yakin, tetesan hujan yang menyentuh lukisanmu akan jatuh membawamu ke pangkuan ku dan pergi jauh berdua bersama ku. Sayang, Aku tunggu dimusim hujan Ku Tunggu 27 Juli 2019

Berhenti

Gambar
Pergi Disepanjang malam itu kau benar-benar menghilang, menunjukkan isi hatimu untuk kesekian kalinya, mengabarkan padaku tentang mu dan tentang pujaan sang raja, puisi-puisi langit menyebar kemana-mana. Kau tegas seperti gunung yang tidak mau lepas dengan kabutnya, seperti pantai yang setia menyentuh pasirnya, seperti langit dan awan yang nampak bersatu secara kasat mata, seperti bunga matahari yang menunggu mentari, begitulah kau dengan kasih bercerita. Sedangkan aku seperti abu kayu yang habis dibakar, tinggal menunggu angin barat habis berhamburan. Seperti pohon sakura yang hidup dilahan gambut, menunggu kering dalam akar penantian. Aku dihina malam dan diremehkan siang, aku pun sadar aku siapa, ternyata bukan siapa-siapa. Selamat jalan keindahan, pergilah, aku akan belajar pada kelemahan dan kekurangan. Semoga aku mampu berdiri esok hari, berdiri untuk memandang, tanpa menyentuh keindahan. (24/7/19) Perjalanan ku Aku