Bulan Sabit diatas Kos
Kala itu, malam yg membentang begitu amat panjang bagiku, malam yang menghabiskan pikiran, begitu pun hati yang begitu gelisah. Malam itu bulan tak membantu ku, tidak seperti dulu ketika aku menghabiskan malam didepan kos sembari menikmati hangatnya kopi di dinginnya Malang. Kadang aku rindu masa itu,,, masa gejolak batin, masa dimana aku harus berdiri merubah segalanya, dan aku pun mampu merubahnya. Aku Rindu kopi karborat yang tdk akan pernah ada lagi dimana pun, atau penyetan, tahu tek, ayam krispi, tempe dan mie goreng atau menikmati musik keroncong dlm perut dimusim panceklik akhir bulan. Selalu ku kenang teman terbaikku, menyendiri hanya bersamanya di sudut2 ruang kos, Buku jangan jauhi diriku, kau bukan untuk dikenang tapi untuk kutanam bersama pikiran. Ketika aku dijalanan, tak ada satupun yang ku takuti, siapapun ku lawan termasuk hawa nafsu yg tampil menyerang. Kebebasan yang tak akan kembali lagi. Entah perang batin yang tak pernah usai telah mengantarkan ku